Terlintas dibenakku, kenapa aku begitu sangat merindukanmu?
Aku tak berani mengatakannya padamu. Bahkan, menghubungimu saja aku tak berani.
Dalam diam aku menyimpan rasa rindu itu.
Ahh, penakutnya aku. Hanya tinggal bilang. Selesai
sudah.
Tapi kau tau, tak bisa semudah itu aku
melakukannya. Aku tak biasa mengatakan kalimat itu pada siapapun.
Semakin aku ingin menahannya, rasa rindu itu
semakin menjeratku.
Pernah, karena aku tidak tahan lagi. Aku menjerit
sekeras-kerasnya dalam tubuh bantal. Tentu saja aku tak ingin orang lain
mendengar jeritanku. Aku tidak mau disangka gila atau depresi.
Hahh, jadi begini rasanya rindu yang tak
terobati.
Kadang aku merasa lucu. Kadang ingin menangis. Kadang
ingin menyudahinya.
Aku melakukan banyak hal untuk menyudahi ini. Aku
sibukkan diriku. Aku pergi kesana kemari. Aku bertemu dengan banyak orang. Aku berbicara
tentang banyak hal. Aku menjadi orang lain. Dan, aku berpura-pura tak
mengenalmu.
Tapi itu terlampau sulit menghapus rasa rindu
itu.
Akhirnya, aku melakukan perlawanan untuk ini.
Aku mencoba mengingatmu lebih dalam lagi.
Siapa kamu? Wajahmu. Suaramu. Wangi tubuhmu.
Ternyata aku tidak mengingatnya.
Tak bisa. Tak begitu jelas.
Ini lebih sulit daripada harus menahan rindu
untukmu.
Apa mungkin aku gila? Merindukanmu, tapi tak
mengingatmu.
Astaga, mungkin benar aku telah gila.
Hahh, kamu. Kamu siapa? Hahahaaa… :D
#Tidurrrrr… (-_-)
No comments:
Post a Comment
Ehm, komentarnya yg bijak yaa.. ^_^